Pulau Kakaban: Menyelami Misteri Evolusi Danau Kakaban

shares |

Pulau Kakaban
Pulau Kakaban

Bagi Anda yang menggilai diving atau snorkeling dan ingin bermain-main dengan aman bersama ubur-ubur yang tak menyengat di danau air payau (yang hanya ada dua saja di dunia) maka menyambangi Pulau Kakaban wajib masuk dalam agenda wisata Anda. Pulau Kakaban adalah satu dari total 31 pulau yang tergabung dalam kelompok Kepulauan Derawan dan secara administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Berau, Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur.

Pulau Kakaban
Pulau Kakaban
Jika Anda lihat di peta (atau tampak atas) maka nampak Pulau Kakaban ini berbentuk seperti angka “9”, dengan luas sekira 774,2 hektar. Angka “9” ini merupakan gugusan atol di atas permukaan laut yang terbentuk jutaan tahun lalu. Kemudian, selama beberapa ribu tahun terjadi proses pengangkatan akibat adanya tekanan geologis. Hal ini menjadikan atol naik di atas permukaan laut dengan ketinggian sekira 50 m lalu membuat sejumlah air laut terperangkap hingga membentuk danau air laut (laguna). Danau ini dikenal dengan nama Danau Kakaban.

Pulau Kakaban

Dalam bahasa Suku Bajo, kakaban berarti memeluk. Penamaan ini berkaitan dengan bentuk fisik Pulau Kakaban dimana atol di bagian utara 'memeluk' laguna dan terpisah dari air laut sekitarnya. Danau di tengah laut ini begitu indah berwarna biru kehijauan jernih. Di sekeliling danau tersebut tumbuh rimbun pohon-pohon bakau.

Pulau Kakaban

Keberadaan Danau Kakaban adalah salah satu alasan utama wisatawan berkunjung ke pulau yang tak berpenghuni ini. Pasalnya, danau air payau tersebut memiliki ekositem yang unik (endemik) hasil evolusi dan melibatkan proses kimia, fisika, dan biologi yang rumit dan panjang selama ribuan tahun. Telah banyak peneliti dari dalam dan luar negeri mencoba memecahkan misteri tentang bagaimana sebuah ekosistem danau yang terisolasi dapat menjadi rumah bagi hewan dan tumbuhan endemik yang hidup di dalamnya. Danau endemik sekira 2,6 x 1,5 kilometer ini menjadi rumah bagi jutaan ubur-ubur yang kehilangan kemampuan menyengat, algae yang menjadi karpet di dasar danau, anemon yang berwarna putih dan memangsa ubur-ubur, ikan-ikan, dan biota endemik lainnya. Tercatat hanya ada dua danau air payau jenis ini di dunia: Danau Kakaban di Kepulauan Derawan dan Jellyfish Lake di Palau, Micronesia di kawasan tenggara Laut Pasifik.
Ada empat jenis ubur-ubur tak menyengat di Danau Kakaban: ubur-ubur bulan (Aurelia aurita) (5-50 cm), ubur ubur totol (Mastigias papua) (1-20 cm), ubur-ubur kotak seukuran ujung jari telunjuk, Tripedalia cystophora (7-10 mm), dan ubur-ubur terbalik Cassiopea ornata (15-20 cm). Martigias papua adalah yang paling banyak populasinya dan paling lincah bergerak kesana-kemari, sementara Cassiopeia adalah yang paling unik sebab ubur-ubur ini biasanya diam di dasar danau dalam posisi terbalik; tentakelnya ada di posisi atas.

Pulau Kakaban
Pulau Kakaban
Pulau Kakaban

Menurut penelitian, fenomena ubur-ubur terbalik ini adalah salah satu bentuk adaptasi (baca: evolusi) ubur-ubur dalam bertahan hidup di danau yang terisolasi. Ubur-ubur bersimbiosis dengan alga untuk mendapatkan makanan. Ubur-ubur menempatkan alga pada bagian kaki (tentakel) dan bergerak terbalik untuk mendapatkan cahaya Matahari agar proses fotosintesa pada alga dapat terjadi. Dengan cara ini, mereka memasak makanan. Selain itu, perubahan morfologi jelas terlihat pada ubur-ubur totol (Martigias papua); di danau ini ubur-ubur totol tidak lagi memiliki totol dan ukuran sengatnya mengecil dan kehilangan fungsi. Mengenai hilangnya kemampuan menyengat ubur-ubur tersebut dikarenakan tak ada predator yang memangsanya di danau endemik ini. Secara alamiah, mereka kehilangan kemampuan fungsi sistem pertahanan diri, yaitu kemampuan menyengat. Sementara itu, anemon yang menghuni danau ini berubah menjadi pemangsa ubur-ubur pasif. Anemon di Danau Kakaban berwarna putih sebab sudah tidak melakukan simbiosis dengan alga.

Pulau Kakaban

Selain ubur-ubur, ada 8 spesies ikan yang menghuni danau dengan kedalaman kurang lebih 11 meter ini. Empat spesies yang paling utama adalah serinding (Apogon lateralis), puntang (Exyrias puntang), coral fry (Antherinomorus endrachtensis) dan ikan jarum (Zenarchopterus dispar).

Pulau Kakaban
Pulau Kakaban

Danau Kakaban mewakili bentuk kehidupan purba yang sifatnya ekstrim; hal ini diungkapkan oleh seorang peneliti Jonathan Kindon dari Institut Antropologi Biologi dan Departemen Hewan, Universitas Oxford, Inggris. Keberadaan 4 spesies ubur-ubur menjadikan Pulau Kakaban dinominasikan sebagai kawasan situs warisan dunia (world heritage) oleh UNESCO yang patut dilindungi. Kabarnya, Jellyfish Lake di Palau hanya memiliki dua jenis spesies ubur-ubur serupa. Maka tak berlebihan jika menyebut Danau Kakaban sebagai danau ubur-ubur terbesar dan paling kaya keragamannya di dunia.

Pulau Kakaban

Pulau Kakaban


AKOMODASI
Pulau Kakaban adalah pulau tak berpenghuni. Untuk memenuhi kebutuhan akomodasi Anda, resot di Kepulauan Derawan, Pulau Sangalaki, dan Pulau Maratua dapat jadi pilihan.
Di Derawan, terdapat banyak penginapan atau cottage berada di sekitar pantai dengan harga mulai dari Rp50.000,- hingga Rp400.000,- per malam. Kebutuhan untuk menyewa alat-alat snorkeling dapat Anda temukan di tiga pulau terdekat dengan Pulau Kakaban.

TIPS
Bawalah perbekalan makan dan minum yang cukup saat mengunjungi Pulau Kakaban dan sekitarnya.
Berpartisipasilah dalam menjaga kelestarian dan kebersihan sekitar Danau Kakaban yang termasuk langka dan dilindungi, dengan cara tidak membuang sampah sembarangan dan tidak mengganggu atau merusak biota penghuni danau.
Arus laut di titik-titik penyelaman sekitar Pulau Kakaban relatif kuat. Daripada melawan arus, sebaiknya Anda meminta speedboat menjemput Anda di titik ujung penyelaman.
Mengunjungi Kakaban bersama banyak teman dapat menghemat biaya, misalnya biaya sewa speedboat. Semakin banyak teman (maksimal 15; karena kapasitas speedboat 15 orang), makin sedikit biaya sharing yang Anda keluarkan untuk sewa speedboat.

TRANSPORTASI
Untuk mencapai Pulau Kakaban, Anda dapat naik speedboat berkapasitas 15 orang dari Derawan, Maratua, atau Sangalaki. Dibutuhkan waktu sekira 45 menit dari Derawan, 30 menit dari Maratua, dan 20 menit dari Sangalaki. Biaya sewa speedboat adalah kurang lebih Rp500.000,- hingga Rp1.000.000,- yang dapat digunakan untuk mengunjungi ketiga pulau tersebut dalam waktu sehari.

KEGIATAN
Dermaga yang terbuat dari kayu meranti terbentang sepanjang kurang lebih 120 meter dan tampak kontras dengan biru air laut di sekitarnya akan menyambut Anda setibanya di Pulau Kakaban. Dari sana, Anda sebelumnya harus menaiki tangga yang juga terbuat dari kayu. Setelahnya, Anda harus mendaki untuk sampai di balik bukit tempat Danau Kakaban berada-danau endemik yang terbentuk jutaan tahun lalu dan telah melewati proses evolusi yang panjang. Hijau pepohonan di sekitar dan kicauan burung akan menemani perjalanan Anda menuju danau. Hutan mangrove yang terbentuk di Pulau Kakaban adalah rumah bagi hewan-hewan, pohon bakau, dan pohon tropis lainnya, seperti pohon tanjang (Bruguiera), api-api (Avicennia), dan pidada (Sonneratia).
Snorkeling adalah hal wajib yang tak boleh Anda lewatkan setibanya di sini. Menyelami danau yang disebut-sebut menyimpan misteri sebuah proses evolusi tentu akan menjadi kegiatan yang takkan terlupakan. Terlebih lagi, keberadaan danau air payau jenis ini adalah satu-satunya di Indonesia dan hanya ada dua saja di dunia (Danau Kakaban dan Jellyfish Lake di Palau). Selain itu, Danau Kakaban memiliki 4 jenis ubur-ubur; dua kali lebih banyak dari jenis yang menghuni Jellyfish Lake. Anda dapat bermain-main dengan ubur-ubur yang bahkan ada yang berukuran seujung jari telunjuk, meraka aman sebab tidak menyengat seperti halnya ubur-ubur lain yang hidup di laut.
Tumbuhan dan hewan penghuni ekosistem Danau Kakaban pada dasarnya adalah ekosistem yang sama dengan yang hidup di air laut. Di Danau Kakaban, Anda akan melihat ubur-ubur, alga laut, anemon, ketimun laut (teripang), spons, kepiting, beragam jenis ikan dan lain sebagainya. Namun begitu, selama ribuan tahun, danau yang terisolasi akibat terjadinya proses pengangkatan atol ini membuat penghuninya melewati serangkaian perubahan (evolusi) demi menyesuaikan dan bertahan hidup di dalam lingkungan air payau. Danau ini menampung air hujan yang kemudian bercampur dengan air laut sekitar yang dapat masuk ke danau melalui celah-celah batuan karang dan menciptakan ekosistem sendiri yang berbeda dan langka.
Selain menyelami Danau Kakaban, Anda juga dapat melakukan kegiatan diving dan snorkeling di sekitar Pulau Kakaban. Laut di sekitar Pulau Kakaban sudah terkenal sebagai rumah bagi sejumlah besar Barracuda, tuna sirip biru, pari, ikan napoleon, dan bahkan hiu. Terdapat beberapa titik penyelaman yang sudah terkenal di dunia penyelaman, yaitu: Barracuda Point, The Drift, Cabbage Patch, The Wall, Blue Light Cave, The Plateau, Rainbow Run, Diver's Delight, dan The North Face.

Related Posts